Sholat, Zakat dan Politik

sholat,zakat,politik,agama,islam,jenggis.com

Banyak yang menyebutkan bahwa sekularisasi telah menjadi keharusan bagi dunia karena kuatnya peradaban Barat. Dalam suatu negara lebih tepat apabila negara dipisahkan dari nilai-nilai biadab, bukan justru dipisahkan dari nilai-nilai agama.

Politik tanpa agama tidak lebih baik dari gabungan agama dan politik. Oleh karena itu ketika orang menyalahkan gunakan agama, bukan berarti agama itu berkurang nilainya dan karenanya harus dipisahkan dari kemasyarakatan.

Tetapi konsep yang disalah gunakan itu harus diperbaiki oleh orang-orang yang beragama. Politik tanpa agama adalah buta. Agama tanpa politik adalah lumpuh.

Indonesia bukanlah negara Islam dan Islam bukan pula satu-satunya agama resmi negara ini. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama, dapat dilihat apa dan bagaimana peranan agama dalam kebijakan publik, atau kebijakan politik negara-negara Indonesia. Baik langsung maupun tidak langsung, telah diterapkan dalam kebijakan negara pada berbagi tingkatnya.

Lebih lanjut mengenai agama, politik dan kehidupan, saya telah menguraikannya dalam tulisan saya dahulu yang berjudul Hussh… sana!! Jangan deket-deket sama politik.

Baiklah, sekarang kita ambil contoh zakat, salah satu rukun yang ada kaitannya dengan kekayaan, sosial dan politik. Fungsi dari pada zakat sendiri merupakan kewajiban bagi orang-orang yang mampu, kemudian dibagikan kepada para fakir miskin yang mana zakat bisa dibilang membantu negara.

Dalam hal ini negara hanya berperan untuk mengumpulkannya dan membagikannya sesuai aturan syariat melalui institusi yang bergerak dalam hal administrasi dan keuangan. Atau dalam Al-Qur’an disebutkan “Al-Amilina Alaiha” (pengurus-pengurus zakat).

Di antara sasaran-sasaran pembagian zakat adalah “Al-Muallafatu Qulubuhum” (orang yang baru masuk Islam dan hatinya harus disikapi dengan halus). Hal ini bisa dibilang merupakan tindakan politis, karena jatah bagi mereka seorang pemerintah (dalam hal ini negara) dapat memanfaatkannya untuk mengambil hati para pemimpin yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat serta memiliki kekuatan politik.

Bisa juga untuk menumbuhkan kecintaan mereka terhadap Islam, menghentikan rencana jahat mereka terhadap kaum muslimin serta menghapus rasa simpati mereka terhadap musuh-musuh Islam. Semua itu tercapai dengan menggunakan cara melunakkan hati mereka, yaitu dengan zakat. Apakah demikian bukannya lebih banyak mengarah kepada unsur politik?

Baiklah kalau mau dilihat lebih lanjut, melalui sholat kita pun bisa sekaligus berperan dalam politik. Mengapa demikian? Misal ketika seorang imam membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan politik, mendoakan para penjajah dan para penguasa yang sewenang-wenang melalui doa qunut atau yang biasa disebut “Qunut Nazilah”, yang mana arti dari istilah Nazilah sendiri adalah musibah dan bencana yang menimpa umat, seperti negara yang dikuasai penjajah, terjadi peperangan, gempa bumi, kekacauan, dll.

Inilah sebagaimana yang dicontohkan Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna pada tahun 1947. Ketika itu beliau menulis tentang Qunut Nazilah dan meminta kepada seluruh imam masjid dan juga khatib untuk melakukannya demi mendoakan para penjajah Inggris yang sewenang-wenang agar supaya dapat dikalahkan.

Sikap ini merupakan salah satu cara memobilisasi masyarakat baik secara pemikiran, perasaan, maupun tindakan nyata untuk melawan segala bentuk penjajahan yang menggunakan kekuatan militer dan ekonomi.

Berikut saya akan coba kutipkan doa beliau dari koran harian Al-Ikhawanul Muslimun edisi 135 sebagaimana telah dikutip oleh Isham Talimah dalam Ahadist Al-Jumu’ah,

Ya Allah Tuhan seluruh alam semesta, Pemberi keamanan bagi orang-orang yang takut, Yang menghinakan orang-orang yang sombong, Yang menghancurkan orang-orang berbuat sewenang-wenang, terimalah doa kami dan penuhilah panggilan kami.
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa para penjajah Inggris telah menjajah tanah air kami, merampas hak kami, berbuat sewenang-wenang di negeri ini dan banyak membuat kerusakan. Ya Allah, lepaskanlah tipu daya mereka dari kami, lenyapkan kekejaman mereka terhadap kami… Kembalikan mereka ke negaranya dan usirlah kekuasaan mereka dari negeri-Mu ini dan jangan berikan mereka jalan untuk menyiksa hamba-Mu yang beriman. Amin.

Beberapa contoh tersebut belum kemudian termasuk istighosah (doa bersama), sholat ghoib dan sebagainya. Jadi sangat mengherankan jika masih ada yang mengatakan bahwa politik itu tidak ada dalam agama. 😉

Leave a comment